Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 08 Januari 2013

Perpustakaan MTs S Miftahul Huda, Merangin




Padukan Ruang Baca dan Ruang Guru

PERPUSTAKAAN: Tampak dua orang siswa tengah membaca di ruang perpustakaan yang dipadukan dengan ruang guru.

BANGKO-Kekurangan ruang perpustakaan bukan hanya menimpa sekolah yang bernaung di Dinas Pendidikan (Disdik) saja, namun juga menimpa sekolah / Madrasah dibawah kementrian agama (kemenag).
Seperti di Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs S) Miftahul Huda yang beralamat di Rawa Jaya kecamatan Tabir Selatan. Disekolah ini memang telah mendapatkan bantuan bangunan perpustakaan. Namun karena ruang guru tidak ada maka digabungkanlah ruang perpustakaan dan ruang guru tersebut.
Kepala MTs S Miftahul Huda, Slamet mengatakan penggabungan itu merupakan kebijakan sekolah untuk mengsiasati keduanya bisa tetap berjalan.
‘’Kita memang telah diberikan bantuan pembangunan ruang perpustakaan. Namun karena ruang guru dan kepala sekolahnya tidak ada maka kita gabungkan saja dalam satu ruangan,” katanya, Sabtu (5/1) kemarin.
Menurutnya saat ini jumlah buku koleksi perpustakaan cukup memadai dan merangkum setiap mata pelajaran. Dan antusias siswa yang ingin meminjam buku juga cukup tinggi.
Slamet juga menjelaskan sistim peminjaman buku di perpustakaan dengan waktu pinjam yang tidak dibatasi selama dalam aktifitas sekolah. Namun karena ruang baca yang tidak memadai maka siswa dipersilahkan meminjam dan bila hendak membacanya bisa membawa buku tersebut ke kelas ataupun dibawa pulang.
‘’Karena ruang bacanya tidak luas maka setiap meminjam buku bisa langsung dibawa ke kelas atau juga bisa dibawa pulang,’ tuturnya.
Kedepannya Slamet berharap agar madrasah yang telah dipimpinnya selama dua tahun ini bisa mendapatkan kembali bantuan untuk penambahan ruang. Hal itu agar tidak ada batasan antara aktifitas perpustakaan dan ruang guru sehingga kenyamanan keduanya bisa tercapai.
‘’Kita meminta perhatian dari Kemenag Merangin agar bisa secepatnya mendapatkan bantuan tambahan bangunan. Hal itu bertujuan menciptakan kenyamanan aktifitas didalamnya,” harap Slamet.
Sementara itu, Kamenag Merangin, Umar Yusuf melalui Kasi Mapenda, Alipiyah beberapa waktu yang lalu pernah menyampaikan bahwa bantuan terhadap Madrasah swasta belum menjadi prioritas Kementrian Agama (Kemenag) Merangin. Namun masih berkiblat ke Kanwil Kemenag Provinsi Jambi.
‘’Soal bantuan dana madrasah swasta yang menyangkut sarana dan prasarana belum bisa kita berikan bantuan dana. Namun mereka bisa mendapatkannya dari Kanwil provinsi atau pusat. Sedangkan kemenag Merangin hanya memfasilitasi pendataan dan persetujuan untuk dikirimkan ke pusat,” kata Alipiyah.
Dijelaskannya, saat ini di Merangin terdapat sebanyak 94 madrasah. Madrasah negeri 15 unit dan madrasah swasta 79 unit.  Dengan rincian MIN berjumlah 5 unit sedangkan MIS 16 unit. MTsN berjumlah 7 unit dan MTsS berjumlah 29 unit. MAN berjumlah 3 unit dan MAS berjumlah 18 unit.
‘’Di Merangin ini madrasahnya banyak yang swasta yaitu berjumlah 79 unit, sedangkan madrasah negeri hanya ada 15 unit. Itu belum termasuk pondok pesantren,” tutupnya.(top)

0 komentar:

Posting Komentar