Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 20 Januari 2013

MTs S Sabilul Muttaqien, Nalo Tantan, Merangin




MTs SM Swadaya Dirikan Madrasah

MTsS: Guru dan Siswa MTs S Sabilul Muttaqien saat berfoto di halaman depan sekolah
BANGKO-Karena merasa bantuan pembangunan dari pemerintahan kurang maksimal dan untuk mendapatkannya pun harus melalui proses yang berbelit-belit. Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs) Sabilul Muttaqien yang terletak di Desa Nalo kecamatan Nalo Tantan, berinisiatif swadaya menambah sendiri bangunan Madrasah.
Kepala MTs S Sabilul Muttaqien, Hardiyanto melalui ketua Yayasan Sabilul Muttaqien, Afandi kepada koran ini mengatakan pembangunan yang menggunakan dana dari yayasan tersebut ditujukan pada pembangunan pagar madrasah, asrama santri dan guru, pos security serta pengadaan beberapa moubiler ruang belajar.
‘’Semua dana pembangunan dari hasil perkebunan yayasan. Kita alirkan untuk madrasah ini,” Katanya, Sabtu (19/1) kemarin.
Dijelaskannya, Madrasah yang didirikan pada 1999 itu saat ini memiliki 90an siswa yang diajar oleh 18 orang guru. Sementara itu rombongan belajar (Rombel) di madrasah tersebut ada enam sedangkan ruang kelas yang tersedia hanya ada empat. Sisa dua rombel dialihkan pada bangunan semi permanent dengan keadaan moubiler minim.
‘’Dua rombel kita tidak mendapatkan ruang yang memadai, mereka belajar tidak di bangku, namun lesehan,” singkatnya.
Dikatakannya, rata-rata guru dan siswa berasal dari lingkungan sekitar. Hal itu, menurut Afandi mempermudah pengawasan pihak sekolah dan yayasan karena hubungan mereka dengan orang tua siswa jadi lebih kental.
‘’Kita menyadari untuk membangun madrasah itu biayanya tidak sedikit. Namun atas kerjasama yang baik antara kami, yayasan, sekolah dan orang tua siswa, semua dilibatkan,” terangnya.
Dia juga mengeluhkan akses jalan ke madrasah yang dinilai kondisinya jelek terlebih ketika diguyur hujan. ‘’Saat hujan biasanya separuh siswa kami tidak masuk sekolah,” imbuhnya.
Sementara itu, diakui Afandi pihaknya pernah mendapatkan bantuan pembangunan satu lokal. Namun oleh pihak Yayasan yang mengelola dana tersebut, dana satu lokal dijadikan tiga lokal dengan kondisi dan kekuatan yang prima.
‘’Karena kami merasa bangunannya untuk kami, maka kami ingin kekuatan dan penampilannya prima. Bahkan kami harus mengeluarkan biaya tambahan sendiri lagi ,” ujarnya.
Kedepannya, diharapkan Afandi agar kementrian agama (Kemenag) Merangin bisa mengucurkan dana untuk madrasah yang didirikan pada tahun 1999 itu. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar disana akan lebih meningkat mutu pendidikannya.(top)

0 komentar:

Posting Komentar