Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 08 Januari 2013

Jumlah RSBI di Merangin




Sekolah Ingin RSBI Berlanjut

BANGKO-Rata-rata Kepala sekolah RSBI di Merangin menginginkan agar RSBI tetap diteruskan. Mengingat RSBI  adalah suatu cara meningkatkan mutu pendidikan.
        Seperti diungkapkan Kepala SD 115 Bangko, Yulsepsi. Menurutnya adanya keinginan Mahkamah Konstitusi (MK) yang ingin menggugat agar RSBI dihapus karena bertentangan dengan UUD 1945 tidak terlalu objektif mengingat selama ini disekolahnya siswa tidak terlalu mengeluh.
        ‘’Disekolah kami baru RSBI kelas, yakni kelas empat dan lima. Saat mereka menginjak kelas enam kembali lagi jadi kelas regular. Selama ini tidak ada masalah soal biaya. Malahan kami menerapkan sistim subsidi silang dalam artian bagi siswa yang tergolong mampu bisa menolong siswa yang kurang mampu,” katanya, Senin (7/1) kemarin di Disdik Merangin.
        Dia juga menambahkan, ‘’Jadi tidak ada alasan bagi kami menghalangi masyarakat yang ingin memperoleh pendidikan,” tuturnya
        Hal senada juga diungkapkan kepsek SD 2 Bangko, Misrofa. Menurut wanita yang kerap berkacamata ini, dia mengaku baru mengetahui adanya wacana dari MK yang ingin menggugat RSBI agar segera dihapus. Namun baginya jika memang ada keputusan tersebut maka dia berharap tidak terjadi penghapusan mengingat RSBI sangat membantu siswa memperoleh pendidikan dengan mutu dan kualitas terbaik.
        ‘’Jangan lah memandang adanya tingkatan strata pendidikan antara RSBI dan kelas Reguler. Yang jelas dengan adanya RSBI maka pendidikan siswa jadi semakin maju karena diajarkan oleh guru yang memiliki kompetensi tinggi dibidangnya. Selain itu kami juga tidak mematok biaya berlebih kepada siswa,” katanya.
        Yulsepsi dan Misrofa menjelaskan, selama adanya RSBI tahun 2009 lalu tidak ditemukan keluhan dari siswa maupun orang tua siswa. Baik sistim pendidikan maupun pembiayaan yang dituding MK dan ICW sebagai pembatas antara siswa miskin dan kaya menimba ilmu pendidikan. Bahkan diakui Misrofa, bantuan dari provinsi kepada RSBI juga tidak terlalu tinggi dari bantuan lainnya yang berasal dari APBN.
        Sementara itu, Kepala SMPN 6 Merangin, Herunoto memandang agak berbeda, yakni selain meningkatkan kualitas pendidikan juga merupakan pamor daerah tertentu yang didalamnya memiliki sekolah berbasis RSBI tersebut.
        ‘’RSBI itu merupakan pamor daerah kita, yang mana untuk mendapatkan status tersebut cukup banyak persyaratan yang harus dilalui pihak sekolah,” katanya.
        Ketika ditanyakan bagaimana sikapnya jika memang akan ada penghapusan RSBI, Herunoto mengatakan akan sangat disayangkan. Namun dia beranggapan yang dimaksud MK adalah RSBI pusat sedangkan di Merangin ini RSBI Provinsi.
        ‘’Kita jujur tidak ingin RSBI dihapus, karena kualitas pendidikan suatu daerah secara global bisa diukur dengan jumlah RSBI di daerah tersebut,” tutupnya.
        Sementara itu, Kabid SMP/SM, Said ketika dikonfirmasikan tidak bisa memberikan jawaban yang kongkrit dengan alasan baru menjabat sebagai Kabid di Disdik Merangin. Namun dia juga berpandangan sama yakni berharap agar RSBI tidak dihapus.
        ‘’Saya baru menjabat di Disdik ini, nanti takut salah jawab. Yang jelas kita ingin yang terbaik lah,” tuturnya.
        Dalam kesempatan itu, Said sempat memberitahukan jumlah RSBI di Merangin ini ada tujuh sekolah. Yaitu SD 2 sekolah, yakni SDN 115 dan SDN 2, SMP ada empat yakni SMP 1, SMP 4, SMP 6 dan SMP 2. Sementara itu tingkatan SMA hanya ada satu yakni SMA 12.(top)

0 komentar:

Posting Komentar