Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 22 Januari 2013

Kasus Dana BOS SDN 63 Rejosari, Pamenang (4)


23 Januari 2013

Warga Minta Kepsek SDN 63 Diganti

BANGKO-Sejak mencuatnya dugaan penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 63 Rejosari Kecamatan Pamenang yang dipimpin Sudarmi sepertinya terus meruncing. Buktinya, Warga beserta tokoh masyarakat setempat minta kepsek bermasalah itu segera diganti.

Salah seorang tokoh adat Desa Rejosari mengatakan keresahan warga sudah hampir mencapai puncaknya. Bahkan pihaknya turun sendiri untuk mengumpulkan tandatangan keberatan warga terhadap sepak terjang Sudarmi selama ini. ‘’Kami ini orang tua disini. Jika ada keresahan warga otomatis kami harus mendengarkan dan mencari solusinya,” kata tokoh adat yang minta namanya tidak ditulis, selasa (22/1) kemarin.

Dia juga menyesal tindakan Sudarmi selama ini yang dinilai tidak menghargai warga desa. Karena yang dirugikan adalah sekolah dan warga sendiri. ‘’Saya bukan ngompori, tapi jika memang dalam bulan ini belum juga ada penjelasan maka kami akan melaksanakan demo ke UPTD itu,” tanggapnya.
Dijelaskannya, Permasalahan keberatan ini pernah  dilaporkan ke UPTD Pendidikan Pamenang, Dinas Pendidikan (Disdik), BKD hingga ke DPRD. Untuk DPRD juga sudah dilaporkan ke Anggota DPRD Dapil Pamenang. ‘’Kita telah melaporkan permasalahan ini, namun hingga saat ini belum ada penyelesaiannya. Hanya dijanjikan saja,” jelasnya.
Menurutnya kasus tersebut tidak berujung karena pihak UPTD tidak responsif terhadap laporan dari warga tersebut. Ironisnya yang menyerahkan laporan itu adalah Kades sendiri. ‘’Saya juga tidak mengerti, sepertinya UPTD Pamenang tidak mau mengeluarkan surat rekomendasi agar Sudarmi dipindah, padahal fakta kesalahannya sudah jelas. Padahal menurut kami solusi nya adalah memindahkan Sudarmi dari sekolah itu,” terangnya.
Ditambahkannya, ‘’Kalau tidak tuntas dalam bulan ini maka masyarakat akan lari dari salah satu kandidat karena dianggap tidak bisa menyelesaikan suatu permasalahan,” tegasnya.
Sementara itu salah seorang guru disekolah itu mengakui hubungan internal disekolah memanas. Sehingga terjadi kekikukan kegiatan belajar mengajar disekolah tersebut. ‘’Untungnya teman yang lain masih sadar dengan komitmen sebagai pendidik. Jika tidak maka dipastikan KBM disekolah kami ini akan lumpuh dan yang dikorbankan adalah siswa kita juga,” katanya.

Sementara itu, ketika Merangin ekspres menghubungi Kepala UPTD Pemenang, Abdurrahman HP nya tidak diangkat dan ketika dikirimkan SMS tidak dijawab. Hal sama juga terjadi ketika Koran ini menghubungi Sudarmi, HP nya bernada tidak aktif.(top)
.

0 komentar:

Posting Komentar