Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 06 Februari 2013

Warga Tolak Pergantian Kepsek SMPN 16 Merangin




p-Ancam Menggelar Aksi ke Disdik Merangin

WARGA : Muhammad dan Thamrin saat menjelaskan pernyataan sikapnya kepada Merangin Ekspres, Selasa (5/2) kemarin.

BANGKO-Penolakan pergantian Kepala Sekolah (Kepsek) bukan dari siswa dan guru saja, Sepertinya aksi penolakan pergantian kepsek SMPN 16 Merangin Desa Rasau (B2) Kecamatan Renah Pembarap.
Di desa ini tokoh masyarakat, tokoh adat melakukan pernyataan pengumpulan tandatangan warga bentuk penolakan dari kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik) Merangin yang melengserkan Syafril dari Kepsek SMPN 16 Merangin.
Hal ini dibenarkan oleh Tokoh Masyarakat (Tomas) Desa Rasau, Thamrin, dia mengaku saat ini telah ada satu desa yang mengumpulkan tandatangan dengan jumlah 175 orang, dan nanti ada tiga desa yang dipastikan dalam dua hari akan selesai mengumpulkan tandatangan itu.
Penolakan dari warga ini hasil dari musyawarah yang dilaksanakan pada sore senin (4/2) di kantor balai desa setempat, didalam musyawarah itu ratusan warga Rasau menolak secara tegas pergantian kepsek SMPN 16 Merangin.
‘’Sekarang baru satu desa yang mengumpulkan tandatangan, tiga desa lagi dipastikan besok (hari ini, red) akan mengikuti,” terangnya.
Thamrin menjelaskan, Maksud mengumpulkan tanda tangan ini sebagai acuan pernyataan sikap masyarakat kepada Disdik Merangin untuk bisa mengembalikan kepsek SMPN 16 Merangin.
‘’Begitu telah terkumpul semua tandatangannya kami akan ajukan ke Disdik Merangin. Dan kasus ini harus selesai selama dua hari. Dan perlu dicatat, surat pernyataan itu juga ditandatangani oleh Kepala Desa,” tuturnya.
Thamrin juga menegaskan dia telah berupaya meredam permasalahan tersebut dengan cara kekeluargaan. Namun bila permasahan itu tidak final maka dia tidak bisa menahan lagi gejolak dari masyarakat yang bisa jadi melaksanakan demo ke Disdik Merangin.
Dia mengatakan penolakan ini diikuti oleh mayoritas penduduk empat desa. Bahkan dia mengaku dipercayakan masyarakat untuk menuntaskan permasalahan ini dengan cara mengumpulkan tandatangan masyarakat yang tidak setuju adanya pergantian kepala sekolah itu.
        ‘’Begitu mendapatkan kabar adanya pergantian kepala sekolah satu persatu masyarakat datang ke sekolah pada senin pagi. Karena itu pada sore harinya kita adakan rapat di balai desa,” kata Thamrin mantap.
‘’Kita ini sudah tua-tua, jadi lebih baik dilaksanakan musyawarah tanpa aksi yang lainnya. Saya siap mengunjungi maupun dikunjungi Disdik Merangin,” tambahnya.
Menurut Thamrin jika Disdik Merangin tidak mengabulkan pernyataan warga ini, Dia memastikan bakal ada aksi demonsrasi ke Disdik Merangin tampa melibatkan siswa dan guru SMPN 16 Merangin.
‘’Siswa tidak akan kita bawa dalam aksi yang mungkin saja terjadi jika aspirasi dan keinginan kami tidak dipenuhi Disdik Merangin. Yang jelas sekarang ini bagaimanapun juga solusinya adalah menetapkan kepala sekolah yang lama, minimal menjelang habis periode kepemimpinannya,” pungkas Thamrin.
Hal senada disampaikan, Tokoh Adat (Todat) Desa Rasau. Muhammad, Dia menyatakan sikapnya menolak kehadiran kepala sekolah yang baru karena kepala sekolah yang lama belum genap satu periode dan kinerjanya selama ini memuaskan.
        ‘’Kami menolak tegas adanya pergantian ini. Apapun maksud dan penilaian Dinas Pendidikan (Disdik) Merangin,” ucapnya.
        Menurutnya selama ini kinerja kepala SMPN 16 memuaskan karena baru dua tahun menjabat telah melaksanakan pembangunan disekolah yang berdiri sejak 1986 itu.
        ‘’Kami perintis pembangunan SMPN 16 ini, dan selama jebatan kepsek diserahkan ke pak Syafril, kemajuannya pembangunannya pesat,” ungkapnya.
        Dijelaskannya saat ini sekolah tersebut tidak memiliki keluhan kekurangan jumlah ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium lengkap, halaman, taman dan arena olahraga tersedia rapi bahkan bangunan musholla juga telah  berdiri kokoh.
        ‘’Jika nanti diganti maka bisa jadi program yang ada akan terbengkalai,” cercanya.
        Sementara itu, Kepala SMPN 16 Desa Rasau, Syafril mengaku menyayangkan adanya pergantian kepala sekolah sepihak itu. Namun dia membantah ada dibelakang aksi warga.
‘’Itu murni pernyataan sikap warga, saya tidak dilibatkan dalam penolakan itu,” katanya.
Kepala UPTD Renah pembarap, Asnawi ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penolakan dari warga tersebut. Namun dia hanya sebatas  menjadi jembatan perantara asipirasi warga ke Disdik Merangin.
‘’Ya memang benar di SMPN 16 itu komite, tomas, todat serta masyarakat menolak pergantian kepala sekolahnya. Dan kita bertindak sebagai media penyampaian aspirasi saja ke Disdik Merangin,” Pungkasnya.(top)

0 komentar:

Posting Komentar