Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 05 Februari 2013

Disdik Merangin Didemo Siswa



BERITA MERANGIN EKSPRES

p-Sejumlah Sekolah Tolak Kepsek Diganti 


SISWA SMAN 11: Aksi penolakan pergantian kepala sekolah oleh siswa SMAN 11 Merangin di Dinas Pendidikan Kabupaten Merangin.


BANGKO
-Sejumlah pejabat di Dinas pendidikan (Disdik) Merangin, sekitar pukul 11.00 WIB, Jum’at (1/2) kemarin, dikejutkan dengan kedatangan ratusan siswa dari SMA Negeri 11 Merangin. Kedatangan siswa dari sekolah yang terletak di Desa Muara Jernih, Kecamatan Tabir Ulu ini, memprotes kebijakan Disdik yang mencopot jabatan Maryulis dari Kepala Sekolah dan menggantinya dengan Rimbun Sumarsono, yang notabenenya adalah guru biasa di SMAN 1 Merangin.
        Pantauan Koran ini, siswa yang datang dengan menggunakan dua kenderaan roda empat jenis Dump Truck dan dua jenis Pick Up, setiba di Disdik Merangin langsung menggelar orasi dihalaman instansi pimpinan Akhmad Bastari itu. Secara lantang mereka meneriakkan, memprotes kepala sekolah mereka diganti.
        Kedatangan siswa yang didampingi oleh dua orang guru honor komite secara tiba tiba itu, sempat membuat pihak Disdik Merangin kelimpungan. Bahkan sejumlah pejabat tampak menghindar saat siswa datang.
        ‘’Kami datang kesini ingin mempertanyakan apa alasan (Disdik) menganti kepala sekolah kami,” teriak Candra Purnama, guru komite di SMAN 11 Merangin.
        Sejumlah siswa juga berteriak meminta agar Disdik Merangin mengatakan alasan diberhentikannya Maryulis dari jabatannya. Karena menurut siswa Maryulis diganti saat jabatannya belum genap satu tahun.
        ‘’Pada bulan Maret nanti jabatan kepala sekolah kami (Maryulis) baru genap satu tahun. Tapi mengapa sudah diganti, apa kesalahannya sehingga diganti, tolong orang Diknas jelaskan pada kami,” Ujar salah seorang siswa.
        Siswa juga menuntut agar Maryulis dikembalikan kejabatannya. Bila tidak maka siswa mengancam akan mogok belajar. ‘’Sebentar lagi UN (Ujian Nasional) bila kepala sekolah kami diganti maka sangat menganggu proses belajar mengajar,” Ujar siswa lainnya.
        Sejumlah siswa juga tampak mulai emosi saat tidak satupun pejabat di Didinas Pendidikan Merangin yang bersedia menemui mereka. Bahkan mereka tampak bergerak masuk kedalam kantor. Untunglah emosi siswa dapat diredam oleh guru komite yang membimbing mereka.
        ‘’Tolong bapak bapak dan ibu ibu yang ada disini, jangan korbankan sekolah hanya karena kepentingan lain. Jangan korbankan siswa hanya untuk kepentingan politik. Dan kami sangat yakin ini ada kaitannya dengan politik,” ujar Candra Purnama lagi.
        Namun sayangnya, pada saat siswa menggelar protes kepala Disdik Merangin, Akhmad Bastari sedang tidak ada ditempat. Menurut infomasi dari staf di Disdik, Bastari sedang berada di Jambi.
        Setelah hampir satu jam, barulah Sekretaris Disdik, Bahari didampingi oleh Kabid Dikmen, Said Usman, bersedia menemui siswa. Setelah bernegoisasi sepuluh orang siswa dan didampingi oleh dua orang guru komite  diminta masuk keruang aula Disdik.
        Dalam ruang aula itu, dua belah pihak kebali bersitegang. Saat pihak Bahari meminta nama dari perwakilan siswa dan guru. Guru dan siswa menuntut agar nama yang ditulis adalah nama seluruh siswa yang ikut dalam aksi damai tersebut. Karena tidak ada kesepakatan, akhirnya siswa dan guru meninggalkan ruangan.
        Bahari, yang dimintai keteranganya terkait alasan digantinya kepala SMAN 11 Merangin, tidak dapat berkomentar banyak. Secara jujur Ia mengaku bahwa dirinya juga tidak tahu persis apa asalannya. ‘’Saya juga tidak tahu,” katanya. Senada dengan Bahari, Said Usaman juga mengaku tidak tahu.
        Bahari mengatakan, dalam proses pergantian kepala sekolah yang mengetahui persis alasanya adalah Kepala Bidang Manajemen Tenaga Pendidikan (Matendik). ‘’Itu wewenganya orang matendik,” katanya. Sementara karena tidak mendapatkan kepastian, ratusan siswa langsung membubarkan diri.

SMAN 5 Mogok Belajar



TOLAK: Ratusan siswa saat menggelar aksi protes di halaman SMAN 5 Merangin.

SEMENTARA itu, Kemarin (1/2) siswa siswi SMAN 5 Merangin yang ada di desa Meranti Kecamatan Renah Pamenang menggelar aksi demontrasi berupa mogok belajar. Aksi ini dilakukan sebagai imbas dari pergantian kepala sekolah mereka yang dilantik beberapa hari lalu.
Aksi mogok belajar ini dilakukan untuk menolak adanya pergantian Kepala Sekolah dilingkungan sekolah mereka yang dilakukan Diknas Pendidikan Kabupaten Merangin.
Informasi yang berhasil dihimpun koran ini dilokasi, menyebutkan bahwa dalam waktu satu tahun ini SMAN 5 Merangin ini sudah mengalami 3 kali pergantian kepala sekolah, mulai kepala sekolah Joko digantikan Desi, kemudian Desi digantikan Agus Salim dan terakhir kemarin Agus Salim digantikan Triharyadi.
Secara otomatis, struktur pendidikan dan pengelolaan pendidikan disekolah tersebut amburadul, karena kepala sekolah seperti ibarat cucuk cabut. Hal ini dibenarkan salah satu tokoh masyarakat Meranti yang juga komite sekolah SMAN 5 Merangin, Baharudin. Kepada koran ini dia mengatakan sangat mengeluhkan kinerja Diknas Merangin terkait kejadian ini.
‘’Saya sangat menyesalkan tindakan diknas Merangin yang telah mengganti kepala sekolah SMAN 5 Merangin, untuk diketahui dalam setahun sekolah ini sudah mengalami tiga kali pergantian kepala sekolah,’’terang Baharudin.
Ditambahkan Baharudin, selain seperti cucuk cabut siswa sebentar lagi siswa akan menghadapi UN sehingga perlu adanya persiapan. ‘’Sebentar lagi siswa akan UN, disamping itu saat ini disekolah ini sedang ada pengerjaan sekolah yaitu rehab dan juga pembangunan laboratorium yang masih menggunakan nama kepala sekolah yang lama, untuk itulah kami berharap Diknas Merangin untuk dapat mempertimbangkannya,” Katanya.
Sementara itu Ketua Osis SMAN 5 Merangin Tanzilal saat ditemui koran ini menjelaskan bahwa aksi ini murni tumbuh dari siswa. ‘’Hari ini (kemarin) kami menolak belajar sebagai solidaritas dan penolakan kami terhadap pergantian kepala sekolah kami oleh Diknas Merangin, penolakan kami ini cukup mendasar sebab tidak lama lagi kakak kelas kami yang kelas 3 akan melaksanakan UN, silahkan diganti bila sudah selesai UN tidak untuk saat ini, bahkan kepala sekolah kami ini juga baru menjabat beberapa bulan,’’jelas Tanzilal.
Bahkan Tanzilal bersama siswa lainnya mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar dan juga akan melakukan mogok belajar lagi bila aksinya ini tidak ditanggapi oleh diknas Merangin.
Seperti diketahui, Kamis (31/1) kemarin, Bupati Merangin, Nalim, melakukan reshufel besar besaran untuk pejabat Fungsional dan Struktural. Dalam perombakan kali ini, sedikitnya 44 orang kepala sekolah di Kabupaten Merangin dikembalikan menjadi guru biasa. Sehingga hal ini menimbulkan protes dari sejumlah sekolah.
Bahkan besar kemungkinan aksi ini akan tetap berlanjut. Karena informasi yang didapat Koran ini, saat ini sejumlah siswa mulai menggalarng solidaritas untuk aksi yang lebih besar.(jbr/Abi)

0 komentar:

Posting Komentar