Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 06 Desember 2012

SDLB Bangko Bina Siswa Membatik



SDLB : Tampak salah seorang siswa SDLB melaksanakan praktik membatik
BANGKO-Meskipun saat ini kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDLB dilaksanakan disalah satu perumahan namun semangat siswa dan guru tetap tinggi. Pantauan Merangin Ekspres kemarin, terlihat siswa siswi SDLB antusias mengikuti KBM disatu ruangan saja.
Karena SDLB khusus mengajar siswa yang kekurangan fisik, makanya disekolah tersebut lebih banyak kegiatan keterampilannya. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah menghendaki generasi penerus bangsa ini juga bisa maju setara dengan siswa normal lainnya.
        Seperti yang dilaksanakan Pujiati, siswi kelas VIII SDLB atau setara dengan kelas II SMP. Dia beserta gurunya tengah praktik membatik, salah satu keterampilan yang diajarkan kepada siswa.
        Guru kreatifitas, Sri Hastuti kepada Koran ini menerangkan, di SDLB terdapat beberapa bidang kesenian dan keterampilan yang diajarkan kepada siswa dengan harapan setelah lulus kelak siswa tersebut bisa berkreasi ataupun bekerja dengan perusahaan lainnya tergantung dengan tingkatan pendidikan dan skil yang dimiliki.
        ‘’Kebetulan saya memegang dua jenis keterampilan, yaitu kaligrafi dan membatik,” ujar Sri Hastuti disela aktivitasnya mengajar siswa.
        Dijelaskan Sri, para siswa tampak senang ketika pertama kali mengikuti kegiatan tersebut. Yang mana siswa bisa berkreasi dan menuangkan ide-ide mereka dengan keterampilan dan kesenian tersebut.
        ‘’Sekarang kita sedang membatik. Salah satu upaya memberikan pengetahuan kepada siswa kita. Disamping iut juga ada kegiatan kaligrafi, melukis dan lainnya,” katanya.
        Sri mengatakan, telah banyak hasil batik khususnya batik Jambi yang dibuat oleh siswa. Namun karya tersebut masih berupa desain dan tuangan lilin ke kain. Kedepannya pihak SDLB bersiap akan melaksanakan pewarnaan.
        ‘’Kita kumpulkan dulu batik yang sudah ditulis dengan canting lilin, setelah banyak kita laksanakan pewarnaan. Hal itu karena proses pewarnaan sebaiknya dilaksanakan serentak karena biayanya sama besar jika kita melaksanakan pewarnaan satu satu,” jelasnya.
        Kedepannya, diungkapkan Sri, pihak sekolah telah berencana menggandeng berbagai pihak yang bisa bekerjasama baik itu memasarkan ataupun memamerkan karya-karya siswa tersebut.
        ‘’Itu baru wacana, yang jelas kita telah mengatur programnya, jika telah banyak kelak kita akan mencoba memasarkan produk kita ini,” ungkapnya lagi.
        Persoalan yang timbul menurut Sri adalah pihaknya kesulitan mendapatkan bahan dan alat. Saat ini pihak SDLB masih mendatangkannya dari Provinsi Jambi sehingga mau tidak mau jika bahan terlambat tiba di sekolah maka siswa harus menunggu.
        ‘’Kita kekurangan bahan, jika ada pun sulit didapatkan,” tuturnya.
        Sementara itu salah seorang siswa SDLB mengaku senang dengan kegitan seperti ini. Dia mengatakan dengan dibekali pendidikan seperti itu dia merasa telah siap jika kelak lulus dari SDLB.
        ‘’Saya senang. Nanti kalau lulus saya ingin membuka usaha sendiri dirumah,” kata Pujianti melalui bahasa isyaratnya. (top)

0 komentar:

Posting Komentar