Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 06 Desember 2012

Jumlah Komputer SMP 1 Bangko Minim



Siswa Bawa Laptop Sendiri

Tampat aktivitas guru dan siswa SMP 1 di Laboratorium computer
BANGKO-Meski tergolong sekolah favorit dan terletak di pusat kota Bangko, ternyata SMP 1 Merangin juga memiliki keterbatasan fasilitas. Kenyataan itu terlihat ketika berada di laboraturium komputer karena jumlah unitnya tidak sesuai dengan jumlah siswa yang praktek.
Kepala SMP 1 Merangin, Nurhidayati melalui guru komputer, Dedi Suprianto mengatakan saat ini sekolah masih kekurangan perangkat komputer sehingga pihak sekolah harus inisiatif dengan menggilir siswa selama praktik.
        ‘’Jumlah perangkat komputer yang kita miliki hanya ada delapan unit. Sementara satu kelas ada 30an siswa. Jadi kita membagi siswa jika akan melaksanakan praktik,” katanya.
        Masih minimnya jumlah perangkat computer tersebut menurut Dedi membuatnya kerepotan, karena harus bisa membagi siswa ditambah lagi waktu pelaksanaan praktik menjadi lama.
        ‘’Karena bergiliran jadi pelaksanaan praktik otomatis lama. Saat siswa tengah praktik masih ada siswa yang antri. Setelah selesai, siswa yang antri masuk ke lab, dan saya harus  mengulang lagi dari awal menjelaskan materi praktik kepada siswa,” jelasnya.
        ‘’Jika jumlah unit komputer sama dengan jumlah siswa perkelas maka memberi pelajarannya cukup satu kali saja, besoknya bisa ke materi yang lain,” tambahnya.
        Namun Dedi cukup merasa lega. Karena menyadari keterbatasan itu, tidak sedikit siswa yang membawa perangkat laptop atau notebook pribadi kesekolah. Hal itu cukup membantu.
        ‘’Kita tidak mewajibkan siswa membawa laptop atau notebook kesekolah. Namun jika siswa memiliki dan mau membawanya kesekolah itu lebih baik. Dengan begitu kegiatan praktik bisa diikuti oleh lebih banyak siswa,” katanya.
        Dedi juga mengatakan, diperkenankannya siswa membawa sendiri laptop dari rumah ke sekolah hanya pada saat ada jam praktik saja.
‘’Kita tidak ingin jika siswa membawa laptop diisi dengan kegiatan main-main saja. Jadi kita membatasinya. Juga untuk mengantisipasi karena bisa saja benda tersebut hilang atau jatuh oleh siswa lainnya yang berujung pada permasalahan yang baru,” tutupnya. (top)

0 komentar:

Posting Komentar