Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 05 November 2012

SMP 3 Merangin Tak Miliki Guru Olahraga



Siswa SMP 3 Merangin terlihat beraktifitas mengikuti interuksi Kepala Sekolah saat pelajaran olahraga
Kepsek  Terpaksa Ngajar

BANGKO-Tidak adanya guru khusus olahraga di Sekolah menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Merangin memaksa Lenhendri, kepala sekolah di sekolah tersebut turun tangan.
Disamping tugas rutinya memimpin sekolah, ia juga harus mengajar siswa pada setiap jam olahraga.
Bahkan, saat ditemui Merangin Ekspres di sekolahnya, Lenhendri tengah sibuk mengajar siswanya dengan cara praktek dilapangan.
‘’Guru (penjas) tidak ada, jadi saya dulu juga guru olah raga makanya saya yang mengajar olahraga di sini,” ungkap Lenhendri.
Dia mengatakan, pada saat ini tidak hanya SMP 3 Merangin yang tidak mempunyai guru penjas. Tapi masih banyak sekolah-sekolah lainnya. Maka ketika dia mengajar layaknya guru biasa, itu dianggap sebagai suatu hal yang wajar.
‘’Intinya kepala sekolah itukan juga seorang guru yang diberi kepercayaan memimpin sekolah,” tambahnya.
Mengajar bidang studi penjaskes tidak hanya sebatas terori, melainkan banyak kegiatan praktek dilapangan. Hal itu sesuai dengan metode yang diterapkan dalam pelajaran tersebut.
‘’Dalam menyampaikan program mata pelajaran Penjas dibutuhkan tidak hanya materi lisan saja. Tetapi praktek sangat membantu siswa untuk mengetahui dan memahami inti dari pelajaran tersebut,” Terangnya.
Untuk mempelajari penjas juga dituntut adanya keseriusan dalam mengadakan property pendukung seperti matras, bola, stik, jarring (net) dan lain-lain agar siswa dapat secara langsung mengetahui alat peraga tersebut secara nyata dan fungsinya.
‘’Kami berupaya untuk melengkapi sarana olah raga ini. Hal tersebut merupakan keharusan, agar siswa dapat mudah melaksanakan kegiatan olah raga ini dengan baik dan benar sesuai dengan materi tiap cabang olah raga,” katanya.
Ditambahkan Lenhendri, Jika pun property dalam suatu cabang olah raga tersebut tidak dimiliki oleh SMP 3 maka secara inisiatif mereka akan mempergunakan bahan lain yang masih bisa diolah sendiri agar siswa tetap terus bisa belajar secara optimal, sekaligus mengasah kreatifitas siswa dalam menggiatkan alternatif.
‘’Saat ini kami sedang memperagai lompat tinggi, salah satu cabang olah raga atletik. Untuk dapat memperagainya diperlukan pemanasan dan tekhnik tersendiri karena dalam lompat tinggi tersebut tidak hanya mengandalkan tenaga fisik saja, tetapi ada teori yang harus diperhatikan siswa seperti fungsi dari kaki tolak dan kaki ayun. Jika teori tersebut tidak diindahkan maka tenaga akan terbuang sia-sia,” tandasnya.(top)

0 komentar:

Posting Komentar