Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 06 November 2012

Melirik Desainer Muda di Merangin


Memadukan Pola Desain Simple Dan Glamor

Melirik perkembangan desain fashion dewasa ini cenderung bergaya minimalis dan elegan. Baik itu dikenakan pria maupun wanita. Di Kabupaten Merangin tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakatnya juga terkena imbas konsumtif. Daya beli masyarakat pada umumnya telah didasari dengan trend semata hingga apapun bentuk dari desain pola fashion tersebut akan dicerna tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Dan bagi sebagian masyarakat, ada sebentuk anggapan bahwa mengikuti mode adalah wajib.

TOPAN, BANGKO

Desain fashion dewasa ini terus berkembang mengikuti zaman. Masih terasa dalam ingatan kita abad 21 yang merupakan zaman millennium membuat mayoritas masyarakat dunia mengenakan fashion yang berwarna silver. Pada perkembangannya akhirnya sedikit demi sedikit gaya millennium tersebut terkikis juga.

Saat ini di Indonesia tengah merebak fashion ala asia, yang menuntut adanya semacam gaya minimalis  yang elegan. Hal ini tentu saja mengharuskan kita mengenang kembali pada era 70an.

Pada zaman itu pola fashion mengikuti gaya kaum hippies. Walaupun gaya fashion hippies tersebut dapat diterima di perkantoran tetapi kekurangannya adalah hippies terlalu banyak menuntut adanya ornament-ornamen pada setiap muka dari fashion tersebut. Sehingga kesan yang ditimbulakan adalah gaya minimalis pop, dan gaya tersebut lahir kembali pada saat ini.

Citra, seorang desainer kelahiran Bangko yang dalam beberapa tahun terakhir ini tengah menuntut ilmu di kota Padang mengemukakan bahwa perpaduan desain fashion dewasa ini sangat dipengaruhi oleh tatanan budaya minimalis asia. Hal itu dibuktikan dengan gencarnya kebudayaan dari korea yang memasuki wilayah Indonesia.

‘’Untuk fashion anak muda sekarang lebih cenderung ke-asianisme, terlebih belakangan sedang gencar-gencarnya bintang muda korea baik itu cewek maupun cowok yang memenuhi balantikan music di Indonesia sehingga penampilan mereka diadaptasi oleh kaum muda mudi di indonesia, tak terkecuali di kota Bangko ini,”tutur anak ke dua dari empat saudara ini.

Gencarnya fashionable korea tersebut membuat banyak pengaruh yang terjadi bagi masyarakat Indonesia. Hal itu sedikit banyak telah membuat kekhawatiran bagi kaum intelek di Indonesia seperti tokoh agama, tokoh adat, ormas islam dan lain-lain, mengingat sedikit demi sedikit akan mengikis fashion di Indonesia yang notabene mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

Hal itu membuat inspirasi tersendiri bagi citra untuk mengembangkan desain fashionnya dengan mengkolaborasikan desain korea yang minimalis dengan gaun eropa yang glamor.

‘’Kita tidak menampik jika keberadaan fashion asia yang minimalis sangat manis, tetapi jika itu diterapkan secara bulat bulat saya rasa tidak pas dengan budaya kita karena dibeberapa bagian tertentu dari fashion tersebut menonjolkan aurat. Maka dari itu saya memadukannya dengan gaya eropa yang anggun agar tercipta fashionable apik antara perkawinan kedua gaya tersebut,”beber dara kelahiran 20 tahun silam ini .

Dalam dunia fashion ada semacam target pencapaian nilai untuk dikategorikan pada tatanan gaya tersendiri bagi desainer  dan karya mereka. Hal itu bertujuan agar karya dapat memiliki karakter atau ciri khas yang nyata sehingga bisa diterima di masyarakat. Berbagai karya tersebut dipamerkan dalam wadah acara catwalk dengan mengundang beberapa orang pimpinan industry dengan harapan mereka dapat memproduksi karya perancang fashion tersebut. Gaya dari fashion terbagi dalam beberapa style seperti gaya elegan, natural, minimalis, punk, glamor dan lain-lain.

‘’Mungkin bagi sebagian orang di Merangin, perpaduan fashion mereka tidak mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Tetapi ada baiknya jika dari sekarang memulai untuk memperhatikan penampilan agar tepat dan pas dalam mengikuti suasana sehingga keharmonisan gaya fashion akan tercipta dengan baik,”pungkasnya.(*)

0 komentar:

Posting Komentar