Mahyi |
BANGKO-Kekurangan guru
bukan saja terjadi pada guru umum. Namun guru agama juga kekurangan di Merangin
ini.
Hal
itu diinformasikan pengawas kemenag Merangin, Mahyi, S kepada Koran ini, Kamis
(27/12) kemarin di Kamenag Merangin.
Dikatakannya, saat ini dia menjadi
pengawas untuk tujuh Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Tiang Pumpung khususnya
desa Sekancing. Dari tujuh sekolah itu hanya ada dua sekolah yang belum
memiliki guru agama PNS.
‘’Sudah lima tahun saya bertugas di
Sekancing menjadi pengawas guru agama, dari tahun ke tahun selalu saja ada
sekolah yang kekurangan guru khususnya guru agama,” ungkapnya.
Dijelaskannya, untuk mengsiasati agar
proses belajar mengajar tetap berjalan maka pihak sekolah menuruh tenaga honor
komite yang menjadi tenaga pengajarnya. Sementara tenaga honor tersebut tidak
memiliki kompetensi khusus bidang keagamaan.
‘’Rata-rata guru honor itu adalah guru
umum. Jadi tidak kompeten mengajar bidang keagamaan,” kata Mahyi.
Saat ini, Mahyi mengatakan pihak sekolah
meminta agar pemkab bisa lebih bijaksana memeratakan guru khususnya guru agama
di Merangin karena jika tidak dikhawatirkan pendidikan yang didapat siswa tidak
sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.
‘’Mayoritas kepala sekolah ingin agar
sekolah mereka lengkap gurunya. Karena akan berpengaruh pada informasi yang
akan didapat siswa kelak,” tuturnya.
Sementara itu, ditempat yang sama,
Kepala Kemenag Merangin, Umar Yusuf mengakui kendala kekurangan guru tersebut.
Bahkan dia mengatakan bahwa kemenag sendiri telah membantu 60 orang guru agama
yang ditugaskan menyebar di Merangin ini.
‘’Kita telah membantu sekitar 60 guru
agama yang disebar diseluruh Merangin. Gajinya dari kita,” kata Umar.
Kedepannya, Umar mengharapkan
permasalahan ini haruslah diatasi dengan memberlakukan beberapa langkah konkret
dari Pemkab melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Merangin.
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh
Umar Yusuf adalah pemkab Merangin mengangkat lagi para lulusan jurusan Tarbiyah
STAI maupun IAIN untuk dijadikan guru agama sesuai porsi kekurangannya.
‘’Angkat lagi lah lulusan Tarbiyah kita
ini sebagai guru, itu solusi yang tepat,” tuturnya.
Soal kekurangan dana, dikatakan Umar
Yusuf adalah masalah klise saja. Menurutnya pihak Disdik sendiri harus tegas
mengantisipasi dan mencari solusinya.
‘’Soal berapa persisnya kekurangan guru,
saya tidak tahu datanya. Yang jelas bukan kekurangan saja, pemerataan guru juta
harus menjadi prioritas agar pendidikan yang diterima siswa bisa berimbang baik
itu siswa yang belajar di dalam kota hingga pelosok daerah,” tutupnya.(top)
0 komentar:
Posting Komentar