Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 17 Maret 2013

Kepsek Harus Pandai Kewirausahaan




p-Terkait Kurangnya Sarana dan Prasana Sekolah
 
BANGKO-Adanya berbagai keluhan pihak sekolah yang masih membutuhkan sarana dan prasarana membuat Dinas Pendidikan (Disdik) Merangin gerah, Pasalnya, Alokasi dana untuk memperbaiki sekolah di Merangin ini tidak mencukupi dari APBD Merangin.
        Dengan Demikian, Disdik Merangin meminta kepada Kepala Sekolah (Kepsek) untuk membuktikan diri agar bisa mencari solusi lain agar sarana dan prasana bisa terbangun tanpa mengharapkan bantuan dari Pemkab.
Pernyataan ini disampaikan, Kepala Disdik Merangin, Akhmad Bastari, Melalui Kabid Dikmen, Said Usman, Dia mengatakan tidak boleh lagi ada keluhan dari sekolah terkait sarana dan prasarana mengingat hal itu bisa diatasi dengan kreatifitas yang inofatif khususnya kepala sekolah sebagai pemimpin.
        ‘’Kepala sekolah harus piawai, kreatif menyikapi keluhan sekolahnya,” kata Said.
        Menurutnya jika pihak sekolah hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah baik APBD maupun APBN saja maka dipastikan sekolah tidak akan maju.
Maksud dari piawai adalah pihak sekolah bisa memanfaatkan semaksimal mungkin situasi maupun property sekolah yang ada saat ini. Dengan begitu akan menghasilkan gaya tersendiri bagi sekolah tersebut.
        ‘’Soal bantuan dari pemerintah itu juga diperlukan untuk kemajuan sekolah khususnya bidang pembangunan maupun pengadaan alat peraga atau praktik disekolah. Namun jika belum mendapatkan bantuan maka bisa diusahakan dengan swadaya. Jangan berpangku tangan saja,” tuturnya.
Dikatakan Said, jika sekolah kreatif maka bisa menggarap segala sesuatunya dengan sistim management yang baik.‘’Asalkan mau bekerja keras sebagai perintis maka kedepannya kegiatan itu akan dicontohkan orang lain,” ujarnya.
Said memberikan contoh dibentuknya koperasi sampah di SMAN 12 Merangin. Dengan begitu tiap siswa maupun guru tidak diperbolehkan membuang sampah sembarangan namun sampah tersebut disimpan di koperasi. Bahkan sistim yang diterapkan makin banyak siswa mengumpulkan sampah maka dia akan mendapatkan uang yang banyak pula.
‘’Di SMAN 12 itu tidak ada lagi sampah yang berserakan karena pihak sekolah membelinya dari siswa,” imbuhnya.
Namun Said mengatakan sampah yang dimaksud adalah sampah disekolah itu saja. Oleh pihak sekolah sampah dipilah dan dijadikan kompos dan bahan plastik. ‘’Dengan begitu sekolah menjadi bersih dan siswa juga terbentuk karakternya,” tambah Said.
Soal sekolah lainnya, Said mengomentari juga bisa menerapkan hal serupa. Dicontohkannya sekolah yang terletak di pedesaan. Said yakin jika sekolah yang tersebar di Merangin ini masih banyak kondisi lahan tidurnya. Jadi menurut Said hal itu bisa disikapi dengan mengelola lahan tidur tersebut dengan cara menanam ataupun dikelola dengan cara lainnya dengan melibatkan siswa dan guru sehingga semua pihak bisa diuntungkan.
‘’Yang jelas harus ada kepiawaian kewirausahaan khususnya bagi Kepala sekolah, dengan begitu tiap sekolah di Merangin ini bisa mengeruk keuntungan dan dengan catatan harus digunakan untuk sekolah itu sendiri, bukan untuk pribadi,” tandasnya.(top)
       

0 komentar:

Posting Komentar