Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 12 Maret 2013

Jangan Percaya Kunci Jawaban Siluman




p-Saat Mengisi Lembar UN
 
BANGKO-Meskipun pelaksanaan Ujian Nasional (UN) akan digelar lebih kurang satu bulan lagi. Namun Dinas Pendidikan (Disdik) Merangin telah mewanti-wanti peserta UN agar tidak mudah mempercayai kunci jawaban dari pihak manapun.
Kepala Disdik Merangin, Akhmad Bastari melalui Kabid Dikmen, Said Usman. Mengatakan ini adalah masalah serius karena jika peserta UN mau saja mempercayainya maka yang dirugikan adalah siswa itu sendiri.
Menurutnya saat ini adalah zaman tekhnologi sehingga dengan mudah oknum yang tidak bertanggung jawab menyebarkan isu baik dengan media internet, SMS, maupun selebaran dengan tujuan memperdaya.
‘’Jika ada sepuluh siswa mempercayai kunci jawaban palsu itu maka dipastikan mereka tidak akan lulus. Jadi siapa yang rugi,” tuturnya.
Dikatakan Said, kejadian kunci jawaban sesat biasanya terjadi diseluruh Indonesia dengan berbagai cara dan media penyebaran. Bahkan penyebarnya juga memiliki jurus jitu seperti mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan bocoran soal UN ataupun mewakili perusahaan dimana soal UN itu dicetak.
‘’Apapun alasan mereka yang mengatakan bahwa kunci jawaban mereka itu benar, jangan dipercaya,” imbuhnya.
Ditambahkan Said, tujuan pengirim kunci jawaban tersebut sudah jelas ingin menjebak peserta UN agar tidak lulus dari sekolah yang bersangkutan. Selain itu mereka juga bertujuan mencari sejumlah uang dengan dan sudah pasti yang dirugikan adalah siswa itu sendiri.
‘’Kita juga menghimbau kepada pihak sekolah agar memberikan informasi ini kepada siswa. Dengan begitu para siswa bisa mengikuti UN dengan kemampuannya sendiri,” tuturnya.
Selain itu, dengan beredarnya kunci jawaban itu maka akan berefek pada ketidak nyamanan siswa mengikuti UN sehingga pada prosesnya siswa tidak bisa konsentrasi. ‘’Apalagi jika sebelum UN siswa menerima dan membacanya. Otomatis pada proses UN siswa akan teringat dengan kunci jawaban tersebut dan merasa ragu saat hendak menjawab soalnya,” tambahnya.
Said mengaku sulit memberantas hal tersebut. Yang bisa dilaksanakan adalah memperingatkan siswa dengan tegas supaya jangan mempercayai kunci jawaban tersebut .(top)

0 komentar:

Posting Komentar