Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 16 Mei 2013

Kepsek SDN 253 Bakal Diperiksa


BANGKO-Dugaan pungutan liar (pungli) dengan dalih untuk biaya jalan jalan bagi siswa kelas VI di SDN 253 Bangko, mendapat sorotan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Merangin. Bahkan dalam waktu dekat pihak Disdik akan memeriksa kebenaran informasi tersebut. Bila demikian, maka Kepala SDN 253, Junaida juga turut diperiksa.

Kadisdik Merangin Akhmad Bastari melalui Kabid Dikdas, Juanda mengaku geram dengan ulah pihak SDN 253 itu. Menurutnya jika seluruh sekolah menerapkan hal sedemikian rupa maka akan banyak masyarakat yang menuding pihak sekolah hanya mencari keuntungan semata. ‘’Terus terang tadi, (kemarin,red) saya sudah mau berangkat ke SDN 253 itu untuk menanyakan kebenaran pemberitaan. Namun karena ada suatu hal yang mendadak maka besok (hari ini, red) saya akan kesana,” kata Juanda, Rabu (15/5) kemarin di ruang kerjanya.



Menurutnya jika ada program seperti itu yang seharusnya mengakomodir adalah komite sekolah yang didalamnya ada wali murid melalui musyawarah dan ditandatangani minimal 75 persen wali murid dengan tetap memiliki opsi. Jika telah sepakat maka program bisa dilakukan dengan catatan tidak ada biaya untuk siswa yang tidak berangkat. ‘’Musyawarah juga harus ada aturannya. Jangan menerapkan ego individu,” singkatnya

Juanda juga menyentil tentang pungutan Rp.200 ribu dengan dalih uang kenang-kenangan untuk sekolah. Menurut Juanda perlakuan itu sangat mengada-ada dan merupakan kesalahan total pihak sekolah. ‘’Itu namanya pemaksaan. Masak iuran kenang-kenangan dari siswa untuk sekolah malahan pihak sekolah sendiri yang menentukannya. Dimana letak logikanya,” tanyanya.
Selain itu Juanda juga ingin melihat sejauh mana persiapan pihak sekolah yang hendak berangkat ke Bukit Tinggi itu mengingat hingga saat ini dia tidak pernah melihat surat permohonan perjalanan dari sekolah kepada Disdik Merangin. ‘’Satu lagi tambahan saya, meskipun ini kegiatan internal sekolah namun harus ada surat izin jalan dari Disdik Merangin atau seminim minimnya pemberitahuan secara lisan mengingat yang dibawa itu adalah siswa. Nanti kalau dijalan terjadi hal yang tidak diinginkan bagaimana?” pungkasnya.

Berita sebelumnya, orang tua siswa SDN 253 Bangko merasa keberatan dengan program touring ke Bukit Tinggi. Hampir setengah dari jumlah siswa kelas VI disekolah itu memutuskan tidak ikut berangkat. Ironisnya meskipun tidak berangkat mereka tetap dimintai iuran Rp200 ribu dengan dalih sebagai uang perpisahan dan kenang-kenangan untuk sekolah.(top)

0 komentar:

Posting Komentar