Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 16 Mei 2013

Dipungut Rp.400 Ribu per Siswa


Orang Tua Siswa di SDN 253 Mengeluh
 
SISWA : Siswa SDN 253 saat aktivitas disekolah, beberapa waktu lalu.

BANGKO-Rencana touring siswa kelas VI di SDN 253 Bangko, menuai protres bagi kalangan orang tua siswa. Pasalnya biaya touring yang direncakan ke Bukit Tinggi, Sumatera Barat itu dinilai terlalu membebani orang tua siswa. Pihak sekolah menetapkan biaya touring bagi siswa yang ikut Rp.400 orang. Bagi siswa yang tidak ikut tetap dipungut Rp. 200 Ribu per orang. Sehingga keputusan pihak sekolah sangat dikeluhkan oleh orang tua siswa.

 
Untuk diketahui saat ini ada 87 orang siswa kelas VI di SDN 253, yang terletak di BRD Pematang Kandis Bangko. Dari jumlah tersebut 40 orang siswa memutuskan tidak ikut, dengan alasan tidak memiliki biaya. Namun disamping itu mereka juga keberatan untuk membayar Rp. 200 Ribu. ‘’Saya tidak tahu kalau bakal ada jalan jalan setelah UN ini. Saya tahu dari anak saya, katanya kalau ikut bayar Rp. 400 Ribu, tapi kalau tidak ikut tetap bayar Rp.200 Ribu,” kata Salah seorang orang tua siswa yang minta namanya tidak ditulis.

‘’Tapi saya keberatan kalau bayar Rp.400, penghsilan saya juga pas pasan. Tapi kalau disuruh bayar Rp.200 Ribu, untuk apa lagi. Sementara anak saya tidak ikut,” kata orang tua dari salah satu siswa kelas VI itu.

 Hal senada juga diungkapkan oleh orang tua siswa lainnya, menurut warga yang mengaku tinggal di BRD ini, dia tidak pernah dilibatkan dalam rapat pembahasan perpisahan siswa. ‘’Seharunya ada rapat dulu. Setuju atau tidak setuju itu tergantung keputusan rapat. Tapi tampa rapat mereka langsung memutuskan untuk memungut uang jalan jalan,” ujarnya.

Kepala SDN 253 Bangko, Junaida, tidak menepik adanya rencana touring khusus siswa kelas VI ke Padang (Sumbar). Bahkan dia mengaku keputusan itu diambil tanpa ada musyawarah dengan komite sekolah. Hanya saja dia juga menyayangkan ada orang tua siswa yang memprotes kebijakannya itu. Menurutnya bila mau protes atau mengajukan keberatan, sebaiknya orang tua siswa langsung datang ke Sekolah. ‘’Dulu kita pernah mengundang para wali murid untuk menghadiri rapat namun banyak yang tidak datang. Belajar dari situ akhirnya musyawarah soal perpisahan ini kami rapat dengan guru guru dan ketua komite saja,” kata Junaida.

Namun terkit dengan pungutan biaya Rp. 400 ribu terhadap siswa, Junaida mengaku sudah jelas anggarannya. Yakni untuk kenang kenangan Rp.50 ribu, makan Rp.70 ribu, Snack Rp.15 ribu, tiket kolam renang Rp 45 ribu, tiket lobang Jepang Rp.10 ribu, tiket kebun binatang Rp.10 ribu dan ongkos perjalanan Rp.200 ribu. ‘’Seluruh perincian pembiayaan telah tertera pada surat yang kami kirimkan kepada orang tua siswa,” katanya lagi. ‘’Bagi siswa yang tidak ikut touring ke Padang kita bebankan Rp.200 ribu. Uang itu untuk kenang-kenangan dan ceremonial perpisahan kelak,” singkatnya.

Sementara itu, kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Merangin, Akhmad Bastari melalui Kasi pembinaan SD, Cecep Arken mengaku tidak mengetahui permasalahan akan diberangkatkannya siswa, guru dan wali murid SDN 253 ke Padang. Bahkan dia juga tidak mengetahui adanya pungutan tersebut. ‘’Kami tidak terima laporannya, soal pendanaan dan juga kapan mereka akan berangkat,” kata Cecep. ‘’Keputusan sepihak itu pasti telah melanggar aturan. Kalau memang sudah bulat setuju minimal 75 persen orang tua hadir maka silahkan lanjutkan,” tuturnya.

Cecep juga mengatakan soal iuran haruslah diterapkan sewajarnya agar tidak memberatkan para wali murid yang notabene memiliki kemampuan ekonomi berbeda. ‘’Siswa yang tidak ikut touring harus membayar juga Rp200 ribu. Jika dikalikan 40 orang jumlahnya lumayan besar itu. Nanti saya akan panggil kepala sekolahnya,” pungkasnya.(top)


0 komentar:

Posting Komentar