p-Ancam
Menggelar Aksi ke Disdik Merangin
WARGA
: Muhammad dan Thamrin saat menjelaskan pernyataan sikapnya kepada Merangin Ekspres, Selasa (5/2) kemarin.
|
BANGKO-Penolakan
pergantian Kepala Sekolah (Kepsek) bukan dari siswa dan guru saja, Sepertinya
aksi penolakan pergantian kepsek SMPN 16 Merangin Desa Rasau (B2) Kecamatan
Renah Pembarap.
Di desa ini tokoh masyarakat, tokoh adat
melakukan pernyataan pengumpulan tandatangan warga bentuk penolakan dari
kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik) Merangin yang melengserkan Syafril dari
Kepsek SMPN 16 Merangin.
Hal ini dibenarkan oleh Tokoh Masyarakat
(Tomas) Desa Rasau, Thamrin, dia mengaku saat ini telah ada satu desa yang
mengumpulkan tandatangan dengan jumlah 175 orang, dan nanti ada tiga desa yang
dipastikan dalam dua hari akan selesai mengumpulkan tandatangan itu.
Penolakan dari warga ini hasil dari
musyawarah yang dilaksanakan pada sore senin (4/2) di kantor balai desa
setempat, didalam musyawarah itu ratusan warga Rasau menolak secara tegas
pergantian kepsek SMPN 16 Merangin.
‘’Sekarang baru satu desa yang
mengumpulkan tandatangan, tiga desa lagi dipastikan besok (hari ini, red) akan
mengikuti,” terangnya.
Thamrin menjelaskan, Maksud mengumpulkan
tanda tangan ini sebagai acuan pernyataan sikap masyarakat kepada Disdik
Merangin untuk bisa mengembalikan kepsek SMPN 16 Merangin.
‘’Begitu telah terkumpul semua tandatangannya
kami akan ajukan ke Disdik Merangin. Dan kasus ini harus selesai selama dua
hari. Dan perlu dicatat, surat pernyataan itu juga ditandatangani oleh Kepala
Desa,” tuturnya.
Thamrin juga menegaskan dia telah
berupaya meredam permasalahan tersebut dengan cara kekeluargaan. Namun bila
permasahan itu tidak final maka dia tidak bisa menahan lagi gejolak dari
masyarakat yang bisa jadi melaksanakan demo ke Disdik Merangin.
Dia mengatakan penolakan ini diikuti
oleh mayoritas penduduk empat desa. Bahkan dia mengaku dipercayakan masyarakat
untuk menuntaskan permasalahan ini dengan cara mengumpulkan tandatangan
masyarakat yang tidak setuju adanya pergantian kepala sekolah itu.
‘’Begitu mendapatkan kabar adanya
pergantian kepala sekolah satu persatu masyarakat datang ke sekolah pada senin
pagi. Karena itu pada sore harinya kita adakan rapat di balai desa,” kata
Thamrin mantap.
‘’Kita ini sudah tua-tua, jadi lebih
baik dilaksanakan musyawarah tanpa aksi yang lainnya. Saya siap mengunjungi
maupun dikunjungi Disdik Merangin,” tambahnya.
Menurut Thamrin jika Disdik Merangin
tidak mengabulkan pernyataan warga ini, Dia memastikan bakal ada aksi
demonsrasi ke Disdik Merangin tampa melibatkan siswa dan guru SMPN 16 Merangin.
‘’Siswa tidak akan kita bawa dalam aksi
yang mungkin saja terjadi jika aspirasi dan keinginan kami tidak dipenuhi
Disdik Merangin. Yang jelas sekarang ini bagaimanapun juga solusinya adalah
menetapkan kepala sekolah yang lama, minimal menjelang habis periode
kepemimpinannya,” pungkas Thamrin.
Hal senada disampaikan, Tokoh Adat
(Todat) Desa Rasau. Muhammad, Dia menyatakan sikapnya menolak kehadiran kepala
sekolah yang baru karena kepala sekolah yang lama belum genap satu periode dan
kinerjanya selama ini memuaskan.
‘’Kami menolak tegas adanya pergantian
ini. Apapun maksud dan penilaian Dinas Pendidikan (Disdik) Merangin,” ucapnya.
Menurutnya selama ini kinerja kepala SMPN
16 memuaskan karena baru dua tahun menjabat telah melaksanakan pembangunan
disekolah yang berdiri sejak 1986 itu.
‘’Kami perintis pembangunan SMPN 16 ini,
dan selama jebatan kepsek diserahkan ke pak Syafril, kemajuannya pembangunannya
pesat,” ungkapnya.
Dijelaskannya saat ini sekolah tersebut
tidak memiliki keluhan kekurangan jumlah ruang kelas, perpustakaan dan
laboratorium lengkap, halaman, taman dan arena olahraga tersedia rapi bahkan
bangunan musholla juga telah berdiri
kokoh.
‘’Jika nanti diganti maka bisa jadi
program yang ada akan terbengkalai,” cercanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 16 Desa
Rasau, Syafril mengaku menyayangkan adanya pergantian kepala sekolah sepihak
itu. Namun dia membantah ada dibelakang aksi warga.
‘’Itu murni pernyataan sikap warga, saya
tidak dilibatkan dalam penolakan itu,” katanya.
Kepala UPTD Renah pembarap, Asnawi
ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penolakan dari warga tersebut. Namun dia
hanya sebatas menjadi jembatan perantara
asipirasi warga ke Disdik Merangin.
‘’Ya memang benar di SMPN 16 itu komite,
tomas, todat serta masyarakat menolak pergantian kepala sekolahnya. Dan kita
bertindak sebagai media penyampaian aspirasi saja ke Disdik Merangin,” Pungkasnya.(top)
0 komentar:
Posting Komentar