BERITA MERANGIN EKSPRES
p-Sejumlah
Sekolah Tolak
Kepsek Diganti
SISWA SMAN 11:
Aksi penolakan pergantian kepala sekolah oleh siswa SMAN 11 Merangin di Dinas
Pendidikan Kabupaten Merangin.
|
BANGKO-Sejumlah pejabat di Dinas pendidikan (Disdik) Merangin, sekitar pukul 11.00 WIB, Jum’at (1/2) kemarin, dikejutkan dengan kedatangan ratusan siswa dari SMA Negeri 11 Merangin. Kedatangan siswa dari sekolah yang terletak di Desa Muara Jernih, Kecamatan Tabir Ulu ini, memprotes kebijakan Disdik yang mencopot jabatan Maryulis dari Kepala Sekolah dan menggantinya dengan Rimbun Sumarsono, yang notabenenya adalah guru biasa di SMAN 1 Merangin.
Pantauan Koran ini, siswa yang datang
dengan menggunakan dua kenderaan roda empat jenis Dump Truck dan dua jenis Pick
Up, setiba di Disdik Merangin langsung menggelar orasi dihalaman instansi
pimpinan Akhmad Bastari itu. Secara lantang mereka meneriakkan, memprotes
kepala sekolah mereka diganti.
Kedatangan siswa yang didampingi oleh
dua orang guru honor komite secara tiba tiba itu, sempat membuat pihak Disdik
Merangin kelimpungan. Bahkan sejumlah pejabat tampak menghindar saat siswa
datang.
‘’Kami datang kesini ingin
mempertanyakan apa alasan (Disdik) menganti kepala sekolah kami,” teriak Candra
Purnama, guru komite di SMAN 11 Merangin.
Sejumlah siswa juga berteriak meminta
agar Disdik Merangin mengatakan alasan diberhentikannya Maryulis dari
jabatannya. Karena menurut siswa Maryulis diganti saat jabatannya belum genap
satu tahun.
‘’Pada bulan Maret nanti jabatan kepala
sekolah kami (Maryulis) baru genap satu tahun. Tapi mengapa sudah diganti, apa
kesalahannya sehingga diganti, tolong orang Diknas jelaskan pada kami,” Ujar
salah seorang siswa.
Siswa juga menuntut agar Maryulis
dikembalikan kejabatannya. Bila tidak maka siswa mengancam akan mogok belajar.
‘’Sebentar lagi UN (Ujian Nasional) bila kepala sekolah kami diganti maka
sangat menganggu proses belajar mengajar,” Ujar siswa lainnya.
Sejumlah siswa juga tampak mulai emosi
saat tidak satupun pejabat di Didinas Pendidikan Merangin yang bersedia menemui
mereka. Bahkan mereka tampak bergerak masuk kedalam kantor. Untunglah emosi
siswa dapat diredam oleh guru komite yang membimbing mereka.
‘’Tolong bapak bapak dan ibu ibu yang
ada disini, jangan korbankan sekolah hanya karena kepentingan lain. Jangan
korbankan siswa hanya untuk kepentingan politik. Dan kami sangat yakin ini ada
kaitannya dengan politik,” ujar Candra Purnama lagi.
Namun sayangnya, pada saat siswa
menggelar protes kepala Disdik Merangin, Akhmad Bastari sedang tidak ada ditempat.
Menurut infomasi dari staf di Disdik, Bastari sedang berada di Jambi.
Setelah hampir satu jam, barulah
Sekretaris Disdik, Bahari didampingi oleh Kabid Dikmen, Said Usman, bersedia
menemui siswa. Setelah bernegoisasi sepuluh orang siswa dan didampingi oleh dua
orang guru komite diminta masuk keruang
aula Disdik.
Dalam ruang aula itu, dua belah pihak
kebali bersitegang. Saat pihak Bahari meminta nama dari perwakilan siswa dan
guru. Guru dan siswa menuntut agar nama yang ditulis adalah nama seluruh siswa
yang ikut dalam aksi damai tersebut. Karena tidak ada kesepakatan, akhirnya
siswa dan guru meninggalkan ruangan.
Bahari, yang dimintai keteranganya
terkait alasan digantinya kepala SMAN 11 Merangin, tidak dapat berkomentar
banyak. Secara jujur Ia mengaku bahwa dirinya juga tidak tahu persis apa
asalannya. ‘’Saya juga tidak tahu,” katanya. Senada dengan Bahari, Said Usaman
juga mengaku tidak tahu.
Bahari mengatakan, dalam proses
pergantian kepala sekolah yang mengetahui persis alasanya adalah Kepala Bidang
Manajemen Tenaga Pendidikan (Matendik). ‘’Itu wewenganya orang matendik,”
katanya. Sementara karena tidak mendapatkan kepastian, ratusan siswa langsung
membubarkan diri.
SMAN 5 Mogok
Belajar
TOLAK: Ratusan
siswa saat menggelar aksi protes di halaman SMAN 5 Merangin.
|
SEMENTARA itu, Kemarin
(1/2) siswa siswi SMAN 5 Merangin yang ada di desa Meranti Kecamatan Renah
Pamenang menggelar aksi demontrasi berupa mogok belajar. Aksi ini dilakukan
sebagai imbas dari pergantian kepala sekolah mereka yang dilantik beberapa hari
lalu.
Aksi mogok belajar ini dilakukan untuk
menolak adanya pergantian Kepala Sekolah dilingkungan sekolah mereka yang
dilakukan Diknas Pendidikan Kabupaten Merangin.
Informasi yang berhasil dihimpun koran
ini dilokasi, menyebutkan bahwa dalam waktu satu tahun ini SMAN 5 Merangin ini
sudah mengalami 3 kali pergantian kepala sekolah, mulai kepala sekolah Joko
digantikan Desi, kemudian Desi digantikan Agus Salim dan terakhir kemarin Agus
Salim digantikan Triharyadi.
Secara otomatis, struktur pendidikan dan
pengelolaan pendidikan disekolah tersebut amburadul, karena kepala sekolah
seperti ibarat cucuk cabut. Hal ini dibenarkan salah satu tokoh masyarakat
Meranti yang juga komite sekolah SMAN 5 Merangin, Baharudin. Kepada koran ini
dia mengatakan sangat mengeluhkan kinerja Diknas Merangin terkait kejadian ini.
‘’Saya sangat menyesalkan tindakan
diknas Merangin yang telah mengganti kepala sekolah SMAN 5 Merangin, untuk
diketahui dalam setahun sekolah ini sudah mengalami tiga kali pergantian kepala
sekolah,’’terang Baharudin.
Ditambahkan Baharudin, selain seperti
cucuk cabut siswa sebentar lagi siswa akan menghadapi UN sehingga perlu adanya
persiapan. ‘’Sebentar lagi siswa akan UN, disamping itu saat ini disekolah ini
sedang ada pengerjaan sekolah yaitu rehab dan juga pembangunan laboratorium
yang masih menggunakan nama kepala sekolah yang lama, untuk itulah kami
berharap Diknas Merangin untuk dapat mempertimbangkannya,” Katanya.
Sementara itu Ketua Osis SMAN 5 Merangin
Tanzilal saat ditemui koran ini menjelaskan bahwa aksi ini murni tumbuh dari
siswa. ‘’Hari ini (kemarin) kami menolak belajar sebagai solidaritas dan
penolakan kami terhadap pergantian kepala sekolah kami oleh Diknas Merangin,
penolakan kami ini cukup mendasar sebab tidak lama lagi kakak kelas kami yang
kelas 3 akan melaksanakan UN, silahkan diganti bila sudah selesai UN tidak
untuk saat ini, bahkan kepala sekolah kami ini juga baru menjabat beberapa
bulan,’’jelas Tanzilal.
Bahkan Tanzilal bersama siswa lainnya
mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar dan juga akan melakukan mogok
belajar lagi bila aksinya ini tidak ditanggapi oleh diknas Merangin.
Seperti diketahui, Kamis (31/1) kemarin,
Bupati Merangin, Nalim, melakukan reshufel besar besaran untuk pejabat
Fungsional dan Struktural. Dalam perombakan kali ini, sedikitnya 44 orang
kepala sekolah di Kabupaten Merangin dikembalikan menjadi guru biasa. Sehingga
hal ini menimbulkan protes dari sejumlah sekolah.
Bahkan besar kemungkinan aksi ini akan
tetap berlanjut. Karena informasi yang didapat Koran ini, saat ini sejumlah
siswa mulai menggalarng solidaritas untuk aksi yang lebih besar.(jbr/Abi)
0 komentar:
Posting Komentar