Siswa SMP 3 Merangin terlihat beraktifitas mengikuti interuksi Kepala Sekolah saat pelajaran olahraga |
Kepsek Terpaksa Ngajar
BANGKO-Tidak
adanya guru khusus olahraga di Sekolah menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Merangin
memaksa Lenhendri, kepala sekolah di sekolah tersebut turun tangan.
Disamping
tugas rutinya memimpin sekolah, ia juga harus mengajar siswa pada setiap jam
olahraga.
Bahkan, saat ditemui Merangin Ekspres di
sekolahnya, Lenhendri tengah sibuk mengajar siswanya dengan cara praktek
dilapangan.
‘’Guru (penjas) tidak ada, jadi saya
dulu juga guru olah raga makanya saya yang mengajar olahraga di sini,” ungkap
Lenhendri.
Dia mengatakan, pada saat ini tidak
hanya SMP 3 Merangin yang tidak mempunyai guru penjas. Tapi masih banyak
sekolah-sekolah lainnya. Maka ketika dia mengajar layaknya guru biasa, itu
dianggap sebagai suatu hal yang wajar.
‘’Intinya kepala sekolah itukan juga
seorang guru yang diberi kepercayaan memimpin sekolah,” tambahnya.
Mengajar bidang studi penjaskes tidak
hanya sebatas terori, melainkan banyak kegiatan praktek dilapangan. Hal itu
sesuai dengan metode yang diterapkan dalam pelajaran tersebut.
‘’Dalam menyampaikan program mata
pelajaran Penjas dibutuhkan tidak hanya materi lisan saja. Tetapi praktek
sangat membantu siswa untuk mengetahui dan memahami inti dari pelajaran
tersebut,” Terangnya.
Untuk mempelajari penjas juga dituntut
adanya keseriusan dalam mengadakan property pendukung seperti matras, bola, stik,
jarring (net) dan lain-lain agar siswa dapat secara langsung mengetahui alat
peraga tersebut secara nyata dan fungsinya.
‘’Kami berupaya untuk melengkapi sarana
olah raga ini. Hal tersebut merupakan keharusan, agar siswa dapat mudah
melaksanakan kegiatan olah raga ini dengan baik dan benar sesuai dengan materi
tiap cabang olah raga,” katanya.
Ditambahkan Lenhendri, Jika pun property
dalam suatu cabang olah raga tersebut tidak dimiliki oleh SMP 3 maka secara
inisiatif mereka akan mempergunakan bahan lain yang masih bisa diolah sendiri
agar siswa tetap terus bisa belajar secara optimal, sekaligus mengasah
kreatifitas siswa dalam menggiatkan alternatif.
‘’Saat ini kami sedang memperagai lompat tinggi,
salah satu cabang olah raga atletik. Untuk dapat memperagainya diperlukan
pemanasan dan tekhnik tersendiri karena dalam lompat tinggi tersebut tidak
hanya mengandalkan tenaga fisik saja, tetapi ada teori yang harus diperhatikan
siswa seperti fungsi dari kaki tolak dan kaki ayun. Jika teori tersebut tidak
diindahkan maka tenaga akan terbuang sia-sia,” tandasnya.(top)
0 komentar:
Posting Komentar