p-Terkait
Kurangnya Sarana dan Prasana Sekolah
BANGKO-Adanya berbagai
keluhan pihak sekolah yang masih membutuhkan sarana dan prasarana membuat Dinas
Pendidikan (Disdik) Merangin gerah, Pasalnya, Alokasi dana untuk memperbaiki
sekolah di Merangin ini tidak mencukupi dari APBD Merangin.
Dengan Demikian, Disdik Merangin meminta
kepada Kepala Sekolah (Kepsek) untuk membuktikan diri agar bisa mencari solusi
lain agar sarana dan prasana bisa terbangun tanpa mengharapkan bantuan dari
Pemkab.
Pernyataan ini disampaikan, Kepala
Disdik Merangin, Akhmad Bastari, Melalui Kabid Dikmen, Said Usman, Dia mengatakan
tidak boleh lagi ada keluhan dari sekolah terkait sarana dan prasarana
mengingat hal itu bisa diatasi dengan kreatifitas yang inofatif khususnya
kepala sekolah sebagai pemimpin.
‘’Kepala sekolah harus piawai, kreatif
menyikapi keluhan sekolahnya,” kata Said.
Menurutnya jika pihak sekolah hanya
mengandalkan bantuan dari pemerintah baik APBD maupun APBN saja maka dipastikan
sekolah tidak akan maju.
Maksud dari piawai adalah pihak sekolah
bisa memanfaatkan semaksimal mungkin situasi maupun property sekolah yang ada
saat ini. Dengan begitu akan menghasilkan gaya tersendiri bagi sekolah
tersebut.
‘’Soal bantuan dari pemerintah itu juga
diperlukan untuk kemajuan sekolah khususnya bidang pembangunan maupun pengadaan
alat peraga atau praktik disekolah. Namun jika belum mendapatkan bantuan maka bisa
diusahakan dengan swadaya. Jangan berpangku tangan saja,” tuturnya.
Dikatakan Said, jika sekolah kreatif
maka bisa menggarap segala sesuatunya dengan sistim management yang baik.‘’Asalkan
mau bekerja keras sebagai perintis maka kedepannya kegiatan itu akan
dicontohkan orang lain,” ujarnya.
Said memberikan contoh dibentuknya
koperasi sampah di SMAN 12 Merangin. Dengan begitu tiap siswa maupun guru tidak
diperbolehkan membuang sampah sembarangan namun sampah tersebut disimpan di
koperasi. Bahkan sistim yang diterapkan makin banyak siswa mengumpulkan sampah
maka dia akan mendapatkan uang yang banyak pula.
‘’Di SMAN 12 itu tidak ada lagi sampah
yang berserakan karena pihak sekolah membelinya dari siswa,” imbuhnya.
Namun Said mengatakan sampah yang
dimaksud adalah sampah disekolah itu saja. Oleh pihak sekolah sampah dipilah
dan dijadikan kompos dan bahan plastik. ‘’Dengan begitu sekolah menjadi bersih
dan siswa juga terbentuk karakternya,” tambah Said.
Soal sekolah lainnya, Said mengomentari
juga bisa menerapkan hal serupa. Dicontohkannya sekolah yang terletak di
pedesaan. Said yakin jika sekolah yang tersebar di Merangin ini masih banyak
kondisi lahan tidurnya. Jadi menurut Said hal itu bisa disikapi dengan mengelola
lahan tidur tersebut dengan cara menanam ataupun dikelola dengan cara lainnya
dengan melibatkan siswa dan guru sehingga semua pihak bisa diuntungkan.
‘’Yang jelas harus ada kepiawaian
kewirausahaan khususnya bagi Kepala sekolah, dengan begitu tiap sekolah di
Merangin ini bisa mengeruk keuntungan dan dengan catatan harus digunakan untuk
sekolah itu sendiri, bukan untuk pribadi,” tandasnya.(top)
0 komentar:
Posting Komentar