Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 07 Mei 2013

Tiga Siswa SDLB ikut UN



SDLB : Siswa SDLB saat mengikuti UN 2013. Pelaksanaan UN di SDLB hampir sama dengan UN sekolah umum lainnya. Salah satunya dengan adanya pengawas silang.


BANGKO-Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SD tidak hanya diikuti oleh SD ataupun Madrasah Ibtidayah (MI) saja. Pasalnya Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) di Bangko juga turut serta mengikutkan tiga orang siswanya dalam pelaksanaan UN 2013 ini.
Kepala SDLB, Walyana mengatakan, tidak ada perbedaan mencolok antara pelaksanaan UN SD umum dan UN SDLB. Bahkan jumlah butir soal yang tertera juga tidak ada perbedaan hingga pengawasan silang juga diterapkan di sekolah ini.
        ‘’Hampir tidak ada perbedaan proses UN kami dengan UN sekolah umum lainnya,” kata Walyana, Senin (6/5) kemarin.
        Dia menjelaskan, tahun ini hanya ada tiga orang siswa SDLB yang mengikuti UN. Tiga orang tersebut saat ini menderita tuna rungu sehingga soal yang dikerjakannya sama saja dengan soal sekolah umum.
        ‘’Yang ikut UN tahun ini hanya tuna rungu. Kalau ada tuna netra itu baru soal UN nya beda,” tuturnya.
        Menurut Walyana, perbedaan pelaksanaan UN SDLB dan sekolah umum adalah pada indikator proses UN. Hal itu karena selama UN para siswa harus ada pembimbingnya dengan bentuk bahasa isyarat.
        ‘’Yang jelas harus ada pembimbingnya. Kan mereka ini tidak bisa mendengar. Jikapun membaca mereka tidak mengerti. Maka dari itu seorang guru harus ada di depan kelas bertugas memberikan penjelasan soal,” jelasnya.
        Ketika ditanyakan adakah kemungkinan terjadi kecurangan UN di SDLB karena hanya siswa dan guru saja yang mengerti bahasa isyarat itu. Walyana membantahnya.
        Menurut Walyana, pihaknya juga tidak akan menunjukkan jawaban kepada siswa karena hal tersebut tidak akan mendidik siswa menjadi lebih baik dan justru memberikan pendidikan yang buruk kepada siswa tersebut.
        ‘’Ya memang benar sangat bisa terjadi kecurangan karena para pengawas pasti tidak tahu apa yang tengah siswa dan guru perbincangkan dengan bahasa isyarat itu. Tapi kami juga tidak ingin menunjukkan jawaban kepada siswa. Karena akan berdampak buruk pada perkembangan siswa itu sendiri. Yang jelas harus jujur lah,” pungkasnya.(top) 
       

0 komentar:

Posting Komentar